Association of Galvanizers Indonesia

prses galvanising

Mission

  1. To unite and develop galvanizing industry in Indonesia.
  2. Develop an active relationship among the domestic galvanizers and international galvanizers.
  3. To enforce a better productivity and quality as well as achieving higher efficiency.
  4. To form unity and mutual benefit for strategic matters among active members.
  5. Actively support the government program to promote the competitiveness of local industry

The Benefits

Galvanizing is a term often used to describe zinc coatings in general. But, different types of zinc coatings vary in coating thickness and other characteristics and it is important to understand that all zinc coatings are not the same.

Hot dip galvanizing has many benefits for the specifier:

  • Corrosion resistance
    Galvanized coatings protect steel in three ways:
    1. The zinc weathers at a very slow rate giving a long and predictable life.
    2. The coating corrodes preferentially to provide sacrificial protection to small areas of steel exposed through drilling, cutting or accidental damage.
    3. If the damaged area is larger, sacrificial protection prevents sideways creep which can undermine coatings.
  • Coating toughness
    Galvanizing is unique. The process produces a coating which is bonded metallurgically to the steel.
  • Complete coverage
    All parts of the surface of the steelwork are coated- external, internal, awkward corners and areas with narrow gaps.
  • Reliability
    Specified to relevant standard, such as
    BS EN ISO 1461, ASTM A123 & SNI 7033:2020.
  • Speed of application
    Can be applied in minutes
  • Faster construction
    No site surface preparation is necessary
  • Lowest lifetime cost
    Competitive initial cost and long life make hot dip galvanizing the most versatile, economic method of protecting steelwork.
  • Long life
    Often exceeding 40 years
  • Ease of Inspection
    The nature of the process is such that if the coating looks continuous and sound, it is so.
  • Competitive first cost
    For many applications the cost is lower than alternative coatings
trio

micro

AGI Standards

Hot-dip galvanized (zinc) coatings on fabricated ferrous articles

Standard Specification for Hot-Dip Galvanized Coatings to be used in conjunction with the Indonesian Standard and is designed for simple insertion into specifiers' overall materials specifications.

SCOPE
This specification covers the after fabrication galvanized coating applied to general steel articles, structural sections, angles, channels, beams, columns, fabricated steel assemblies, castings, threaded fasteners, steel reinforcement and other steel components.

This specification does not apply to the galvanized coating on semi-finished products such as wire, tube or sheet galvanized in continuous, semi-continuous or specialised plants.

GALVANIZING All articles to be galvanized shall be handled in such a manner as to avoid any mechanical damage and to minimise distortion.

Design features that may lead to difficulties during galvanizing should be pointed out prior to dipping. Galvanizing parameters such as galvanizing temperature, time of immersion and withdrawal speed shall be employed to suit the requirements of the article.

The composition of the zinc in the galvanizing bath shall not be less that 98.0% zinc.

COATING REQUIREMENTS

  • Thickness
    The thickness of the galvanized coating shall conform with Table 1 and Table 2:
    1. REQUIREMENTS FOR COATING THICKNESS AND MASS FOR ARTICLES THAT ARE NOT CENTRIFUGED
    2. Article Thickness (mm) Local coating thickness (Microns ) Average coating thickness (Microns ) Average coating mass (\g/m2 )
      1.5mm or less 35 45 320
      Over 1.5 to 3mm 45 55 390
      Over 3 to 6mm 55 70 500
      Over 6mm 70 80 600
    3. REQUIREMENTS FOR COATING THICKNESS AND MASS FOR ARTICLES THAT ARE CENTRIFUGED
    4. Article Thickness (incl. castings)(mm) Local coating thickness (Microns ) Average coating thickness (Microns ) Average coating mass (\g/m2 )
      Less than 8mm 25 35 250
      8mm and over 40 55 390
      The thickness of the galvanized coating shall first be tested by the purchaser/designer at the galvanizer's works, using an approved magnetic measuring device. In the event of any dispute, an independent test shall be carried out.
    Tes Galvanising

  • Surface Finish
    The galvanized coating shall be continuous, adherent, as smooth and evenly distributed as possible, and free from any defect that is detrimental to the stated end use of the coated article. On silicon killed steels, the coating may be dull grey, provided the coating is sound and continuous.
    The integrity of the coating shall be determined by visual inspection and coating thickness measurements.
    Where slip factors are required to enable high strength friction grip bolting, where shown, these shall be obtained after galvanizing by suitable mechanical treatment of the faying surfaces.
    Where a paint finish is to be applied to the galvanized coating, this should be advised at the time of order and all spikes shall be removed and all edges shall be free from lumps and runs.

  • Adhesion
    The galvanized coating shall be sufficiently adherent to withstand normal handling during transport and erection.

Galvanizing Process

Hot Dip Galvanizing is dipping process galvanize objects, with steps below:

  • Degreasing (to clear oil)
  • Water Rinsing (to clear the rest of soda caustic degreasing)
  • Acid Pickling (to clear corrosion and mill scale)
  • Prefluxing (to conditioning surface)
  • Zinc Bath ( in 450-460° temperature)
  • Quenching / Cooling (passives zinc surface to avoid premature oxidation)

prses galvanising

Reference

HDG adalah 'self inspecting process' yang sangat mengandalkan disain yang benar untuk menghasilkan kwalitas yang baik. Perbedaan yang mendasar antara HDG dengan lapisan cat adalah HDG harus diaplikasikan kepasa permukaan benda kerja yang telah dipersiapkan dengan sempurna.
  • Zinc tidak akan bereaksi dengan baja yang membentuk lapisan galvanis, kecuali permukaan baja tersebut benar-benar bersih.
  • Lapisan galvanis tidak akan terbentuk jika Zinc tidak menempel secara sempurna dengan baja.
  • Lapisan galvanis tidak akan terbentuk jika temperatur zinc tidak berada diantara 450-460°C.
  • Benda kerja akan bisa di galvanis jika ukuran tidak sesuai dengan bek-bak persiapan dan ketel galvanis yang ada.
Faktor-faktor yang sangat substansial dalam desain untuk galvanizing dapat dikategorikan menjadi 4 kelompok:
  1. Ventilasi
  2. Saluran Pembuangan (draining)
  3. Dimensi yang tidak stabil
  4. Desain

  1. Minimum diameter dari lubang ventilasi adalah 8mm.
  2. Adalah lebih bail jika lubang tersebut diameternya dibuat minimum 12mm.
  3. Lubang ventilasi jangan ditempatkan di tengah dari end plates dan sambunganpada beam.
  4. Lubang ventilasi selalu ditempatkan di ujung setiap hollow section dan pada posisi yang sama pada saat fabrikasi.
  5. Holloe vessels yang besar membutuhkan lubang tiap meter kubiknya adalah sebesar 1250mm² (sama dengan lubang berdiameter 40mm)
  6. Hollow Section(pipa, RHS dan SHS) memerlukan lubang vertilasi minimum sebesar 25% dari luas diagonal penampangnya, terdiri dari sati lubang besar, atau bisa berupa juga lubang kecil. Pilihan desain lainya adalah dengan membiarkan ujung dari hollow section terbuka seluruhnya.
  7. Hollow section yang disambung memerlukan lubang ventilasi eksternal sedekat mungkin dengan sambungan tersebut. Jika lubang ventilasi internal yang digunakan, hendaknya diameter dari lubang tersebut sama dengan diameter dalam dari connection section tersebut.(contoh: misalnya dalam hal penyambungan pipa untuk anak tangga/handrails.
  8. Pada permukaan besar yang overlapping dan dilas seluruh tepinya harus diberi lubang ventilasi, sebab ada kemungkinan didalamnya ada cairan kimia yang terperangkappada saat proses pretreatment, yang dapat menimbulkan ledakan saat proses pencelupan dengan cairan zinc panas. Bagian overlapping yang melebihi 400cm² harus diberi lubang ventilasi dengan diameter 10mm, dan yang kurang dari 100cm² secara umum tidak memerlukan lubang.

Juka material dicelupkan kedalam cairan kimia atau zinc cair, cairan tersebur harus dapat mengalir keluar dan masuk dengan bebas tanpa hambatan. Viskositan dari zinc cair dan kerapatanya (density) adalah faktor penting yang harus diperhatikan pada saat designing untuk fabrikasi.

Dari pengalaman dilapangan didapatkan bahwa material yang dicelup harus diturunkan pada kecepatan yang mantap dan rata. Jika lubang-lubang pembuangan terlalu kecil, maka zinc cair tidak dapat mengalir kedalam lubang dengan cepat mengakibatkan material tersebut akan terapung-apung diatas permukaan zinc terlebih dahulu sebelum tenggelam seluruhnya sehingga mengakibatkan pencelupan yang tidak terkendali.

Lihat gambar

  1. Desain untuk menyeragamkan ketebalan seluruh bagian pada saat fabrikasi.
  2. Gunakan teknik pemgelasan dan assembly yang baik untuk meminimalkan tegangan pada komponen yang membentuk benda kerja tersebut.
  3. Pastikan bahwa lubang ventilasi dan pembuangan telah dibuat sesuai aturan. Karena hal ini dapat menjamin material masuk dan keluar dengan cepat pada saat Hot Dip.
  4. Pastikan desain struktur benda kerja kerja tersebut dapat memadai sehingga sanggup menyokong berat dari pada benda tersebut pada 50% specified yield steel yang digunakan.
  5. Hindari menggunakan plat polos tipis (tebal kurang dari 8mm) untuk area yang luas.
  6. Guillotine cut plate lebih direkomendasikan pada oxy-acetylene cut plate.

Jika kerusakan yang signifikan telah terjadi pada benda yang telah digalvanis ketika dipotong, dilas atau kena benturan, ada beberapa metode untuk memperbaikinya, yaitu:
  1. Zinc Rich Paint
  2. Zinc Alloy repair sticks
Zinc rich paint yang digunakan untuk mereparasi lapisan galvanis yang rusak harus sesuai dengan standar. Satu pak epoxy zinc sangat tepat digunakan untuk mereparasi. Zinc metal spray dengan minimum ketebalan lapisan 75 microns, dapat memperbaiki lapisan galvanis hampir sama dengan hasil galvanis secara hot dip.

Pada saat baja baru saja digalvanis, maka permukaan zinc memerlukan adanya karbon dioksida untuk pembentukanya. Benda galvanis yang ditumpuk dan dikumpulkan pada tempat yang lembab akan menghambat pembentukanya.

Wet storage stain akan timbul pada kondisi tersebut. Kerusakan lapisan galvanis akan diperparah kondisinya jika benda galvanis ditempatkan untuk jangka waktu yang cukup lama pada tempat yang lembab dan lingkungan dengan ventilasi yang buruk.

Proses galvanis yang biasa dilakukan adalah dengan melakukan pasivasi, yaitu pencelupan pada larutan lemah sodium bichoromate untuk mencegah proses oksidasi dini.

Lebih lanjut

Untuk assembly yang digalvanis harus juga menggunakan fastener yang di galvanis pula. Jika pada benda yang akan digalvanis terdapat bagian yang ada ulirnya, maka diameter ulir female (ulir dalam) pada pembuatanya harus di oversize agar dapat dipasang dengan ulir male-nya. Ulir dalam dan mur harus ditab ulang setalah digalvanis agar stub atau bold dapat disekrupkan dengan mudah kedalamnya. Ulir Luar (ulir male) tidak boleh di Tap/oversize setelah di galvanis.

Lebih lanjut

Atmospheric Environment Rata-rata Corrosite Rate per tahun
Pedesaan - Kering, ≤ 600mm hujan per tahun 1 - 2 microns
8mm and over 40

AGI

  • Sekretariat Office :
    Jl. P. Jayakarta 131/A-32 Lantai II
    Jakarta 10730 - Indonesia
    Phone :+62 21 639 1906 / 600 9514
    Fax :+62 21 600 7210 / 883 0816
    Email : office@agindo.org

GALVANIZER LOCATION lokasi galvanizer indonesia